Wednesday, July 28, 2010

MENCERAHKAN JIWA


Posted by Ketut Wiana on 2010-07-09

Ekanapi suputrena
Vidya yuktena sadhuna
ahladitam kulam sarvam
yatha candrena sarvari.

Maksudnya: Sebagaimana bulan menerangi malam hari dengan cahayanya yang terang menyejukkan. Demikianlah anak yang suputra, berpengetahuan, memiliki rohani yang mantap, insaf akan dirinya dan bijaksana. Anak suputra menyebabkan seluruh keluarga selalu dalam kebahagiaan.


PENDIDIKAN, menurut C. Panunzio, memiliki tiga fungsi yaitu memberikan ilmu pengetahuan secara jujur kepada peserta didik. Memberikan penerangan jiwa peserta didik dan memperhatikan perkembangan pribadi setiap peserta didik. Jika ketiga fungsi pendidikan itu diterapkan dengan seimbang dan benar-benar bijak maka peserta didik diharapkan akan menjadi seorang suputra bagaikan sejuknya cahaya rembulan menerangi keluarga. Hal ini memang tidak mudah mewujudkannya.

Fungsi pendidikan untuk memberi penerangan jiwa tampaknya perlu diberikan perhatian khusus. Berbagai kemerosotan bangsa dewasa ini memang penyebabnya sangat kompleks. Namun, hal itu dapat ditinjau dari perspektif pendidikan. Kalau fungsi pendidikan benar-benar berhasil membawa peserta didik menjadi warga negara yang baik, ini berarti pendidikan mampu memberikan kontribusi yang cukup berarti dalam mengatasi krisis yang berkepanjangan.

Fungsi pendidikan untuk memberikan pencerahan jiwa itu perlu lebih diperhatikan. Meskipun pada setiap jenjang pendidikan formal sudah ada mata pelajaran agama. Hal itu tidaklah cukup sebagai media untuk memberikan pencerahan jiwa kepada peserta didik. Apalagi penyelenggaraan pendidikan agama lebih banyak memberikan ilmu agamanya daripada membina peserta didik menjadi manusia religius. Menjadikan peserta didik manusia religius bukanlah semata-mata menjadi tugas guru agama.

Sesungguhnya seluruh mata pelajaran dalam penyajiannya dapat dikemas sedemikian rupa, sehingga nilai-nilai religi dapat masuk secara integratif dalam berbagai mata pelajaran. Ilmu matematika saja bisa dikemas penyajian sedemikian rupa sehingga nilai-nilai agama bisa masuk di dalamnya. Misalnya ilmu matematika untuk anak SD. Guru memberi soal pada anak didiknya untuk menghitung. Kalau dalam sehari waktu untuk sekolah enam jam, sembahyang tiga kali dan setiap sembahyang sepuluh menit. Berapa jam ada waktu untuk kegiatan lainnya di rumah dan luar rumah?

Dalam soal tersebut disinggung mengenai sembahyang, tentu lewat matematika peserta didik didorong untuk melakukan sembahyang. Meskipun dalam kenyataan anak-anak belum melakukan sembahyang tiga kali sehari.

Demikian juga dalam mata pelajaran yang lain, banyak hal yang bisa dilakukan secara integratif untuk menanamkan nilai-nilai agama untuk memberi pencerahan jiwa peserta didik. Guru-guru lainnya juga bisa mengajak siswanya untuk melakukan duduk hening selama beberapa menit sebelum mata pelajarannya dimulai. Apalagi guru kesenian dapat saja memberikan kesempatan pada setiap peserta didik untuk melantunkan lagu-lagu yang memuat pesan-pesan religi.

Jika pendidikan hanya menjejalkan ilmu pengetahuan untuk mendapatkan rezeki maka SDM hasil pendidikan itu akan menjadi warga negara yang tidak seimbang. Semakin tinggi jenjang pendidikan yang dicapinya, bisa jadi sikap hidupnya semakin eksklusif. Kalau dengan jiwa yang cerah mereka akan semakin bersikap integratif dengan kehidupan sosialnya. Ia pun akan menjadi rembulan penerang kehidupan.

* I Ketut Gobyah
sumber: www.balipost.com

Monday, July 26, 2010

HIDUP MENUJU KETENANGAN


Posted by Ketut Wiana on 2010-07-09 [ print artikel ini | beritahu teman | dilihat 107 kali ]

Yascaitanprapnuyat sarva.
Anascaitan kevalamstyajet.
Pratanat sarva kamanam.
Parityago visisyate.
(Manawa Dharamasastra.II.95).

Maksudnya: Andaikata semua orang harus mendapatkan benda dan jasa yang memberi kesenangan untuk indrianya, sedangkan yang lain harus mengikisnya maka pengurangan kesenangan adalah lebih baik daripada terus giat mencari kesenangan.


BELUM lama ini short message services (SMS) yang berisi ajakan untuk menghentikan penyalahgunaan dan kejahatan narkoba, beredar di kalangan masyarakat yang memiliki handphone. SMS tersebut dikirim mengatasnamakan Presiden RI. Ajakan tersebut cukup positif, karena narkoba yang merupakan salah satu hasil pengembangan iptek, justru disalahgunakan. Karena salah dalam penggunaannya, ujung-ujungnya menimbulkan berbagai musibah.

Kemajuan iptek jika tidak diimbangi dengan upaya serius menguatkan jati diri sebagai manusia ciptaan Tuhan akan dapat menimbulkan masalah. Sebagai manusia ciptaan Tuhan seyogianya mengupayakan membangun moral yang luhur, mental yang kuat dan badan yang sehat.

Salah satu masalah hidup modern dewasa ini yakni bergesernya orientasi hidup. Orientasi hidup yang bergeser itu adalah dari hidup mencari ketenangan bergeser menjadi hidup mencari kesenangan indriawi. Hidup ideal adalah yang tenang lahir batin. Perubahan orientasi hidup dari mencari ketenangan menuju kesenangan banyak menimbulkan berbagai kerusakan moral, mental dan kesehatan fisik manusia.

Timbulnya penyalahgunaan dan kejahatan narkoba itu sesungguhnya berawal dari kebiasaan hidup yang lebih menonjolkan berhura-hura secara berlebihan.

Hidup senang dan susah itu bagaikan gunung dan jurang. Semakin tinggi gunung itu maka jurangnya juga semakin dalam. Semakin tinggi kita bersenang-senang mengumbar nafsu semakin dalam duka derita yang menghadangnya.

Demikian juga hidup bersenang-senang yang tidak dikendalikan dengan baik akan dapat menjerumuskan orang sampai pada tahapan kecanduan narkoba. Dari penyalahgunaan narkoba ini muncullah berbagai kejahatan dengan dimensi yang semakin meluas.

Salah satu di antara tujuh dosa sosial yang pernah dikemukakan oleh Mahatma Gandi adalah masalah hidup mencari kesenangan. Gandi menyatakan mencari kesenangan yang tidak dikendalikan berdasarkan kesadaran budhi dapat menimbulkan dosa sosial. Memang mencari kesenangan tentunya merupakan dambaan setiap manusia normal di dunia ini. Namun, carilah kesenangan yang tidak berisiko tinggi membawa pada kedukaan yang dalam. Carilah kesenangan secara wajar dan tidak melaggar norma hidup, terutama norma agama, kesusilaan, kesopanan dan norma hukum.

Bali sebagai daerah tujuan wisata tentunya memiliki berbagai sarana dan fasilitas untuk menyajikan hidup bersenang-senang. Hal itu tentu tidak akan menjadi masalah sepanjang sarana dan fasilitas tersebut diadakan sesuai dengan berbagai ketentuan hukum. Yang lebih penting lagi pengoperasian dari sarana hiburan mencari kesenangan itu benar-benar sesuai dengan normanya.

Demikian juga pengawasan struktural dan sosial budaya wajib terus-menerus dilakukan demi menjaga citra Bali sebagai daerah budaya yang religius. Kalau Bali diubah menjadi tempat yang menyediakan sarana atau fasilitas untuk mengumbar hidup berhura-hura mencari kesenangan, maka cepat atau lambat citra Bali akan berubah dari pulau Dewata menjadi pulau Danawa. Mengubah hal ini dapat dimulai dengan mengubah kebiasaan menjadikan upacara yadnya sebagai media untuk berjudi seperti tajen dan pesta minuman keras seperti tuak, arak, berem dan sejenisnya.

Dalam Sarasamuscaya 257 ada dinyatakan ....haywa masukha-sukha darpawija wijah, haywa aturu, haywa anginum madya... Artinya: janganlah hidup bersenang-senang dengan berfoya-foya, janganlah tidur bermalas-malasan dan janganlah suka minum-minuman keras.

Dalam Sloka Sarasamuscaya ini sudah sangat jelas dinyatakan bahwa hidup bersenang dengan cara berfoya-foya tidak baik. Apalagi, tidak mau kerja keras hanya suka bermalas-malas dan mabuk-mabukan saja. Kondisi demikian akan dapat menyuburkan berkembangnya kejahatan penyalahgunaan narkoba.

Marilah dengan serius menanggapi SMS Presiden RI tersebut. Hal ini sangat patut dilakukan untuk menjaga Bali dari keterpurukan citra.

* I Ketut Gobyah
sumber: www.balipost.com

Sunday, July 25, 2010

TANTANGAN WANITA MAKIN BERAT


Posted by Ketut Wiana on 2010-06-30

Utpadanamapatyasya
Jatasaya pari palanam
Pratyaham lokayatrayah
Pratyaksa strinibandhanam.
(Manawa Dharmasastra IX,27).


Maksudnya: Melahirkan putra-putri, memelihara yang lahir dengan sebaik-baiknya, berlanjutnya peredaran dunia, wanitalah yang menjadi sumbernya.

Menurut pandangan ajaran Hindu, wanita tidaklah berasal dari tulang rusuk laki-laki. Dalam Manawa Dharmasastra 1.32 dinyatakan bahwa laki-laki dan perempuan sama-sama ciptaan Tuhan. Wanita diciptakan bukan sebagai penggoda laki-laki. Bahkan dalam Manawa Dharmasastra IX.45 dinyatakan bahwa suami istri itu adalah sejajar dan tunggal.

Wanita sebagai istri bukanlah pendamping suami, tetapi hidup bersama untuk menyukseskan swadharma grhasta asrama, membina putra menjadi suputra dan bersama-sama untuk mengabdi pada jagat.

Sesungguhnya wanita menurut pandangan Hindu sangat mulia, sejajar dengan laki-laki. Cuma dalam beberapa ketentuan adat-istiadat sering dijumpai wanita menjadi subordinasi laki-laki. Hanya sebagai pelaksana kebijakan kaum laki-laki. Dalam menentukan suatu kebijakan sering wanita itu ditinggalkan.

Perbedaan laki-laki dan perempuan hanyalah swadharma-nya. Namun, perbedaan itu saling melengkapi. Kalau perbedaan itu disinergikan maka berbagai kewajiban hidup ini justru akan terselenggara dengan lebih baik.

Di Bali peranan wanita sesungguhnya sudah sangat banyak terutama dalam melaksanakan suatu kebijakan yang telah ditetapkan oleh laki-laki. Jarang kita jumpai wanita diikutsertakan dalam rapat keluarga, banjar, desa dan lembaga-lembaga tradisional lainnya dalam menentukan suatu kebijakan. Berkat berbagai pembinaan memang sudah ada secara sporadis rapat keluarga, banjar, desa maupun kelompok-kelompok tradisi lainnya mengikutsertakan wanita dalam rapat-rapat, dalam menetapkan suatu kebijakan. Ke depan dalam rangka perjuangan ajeg Bali, wanita Bali hendaknya semakin diikutsertakan dalam berbagai hal terutama dalam menentukan berbagai kebijakan.

Apalagi dalam kehidupan rumah tangga menurut Manawa Dharmasastra 11.145, ibu rumah tangga yang disebut pitri matta kedudukannya lebih terhormat daripada suami. Dalam rumah tangga wanita itu berperan sebagai istri dan ibu rumah tangga yang memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang cukup berat. Tanggung jawab wanita Bali ke depan semakin kompleks dan berat. Terutama dalam melahirkan dan mendidik putra-putrinya.

Demikian halnya dalam penyelenggaraan upacara yadnya, keluarga menurut Manawa Dharmasastra IX.28 di samping sebagai pelanjut keturunan, wanita juga bertanggung jawab pada terselenggaranya pelaksanaan upacara yadnya.

Untuk menyukseskan swadharma wanita yang berat itu tentunya semua pihak wajib menciptakan iklim yang dapat memberikan kekuatan pada wanita untuk menghadapi tantangan hidup ke depan yang semakin berat.

Dalam kehidupan modern yang heterogen ini semakin banyak kasus istri dikhianati suaminya. Ada juga istri ditinggal padahal anak-anaknya masih kecil-kecil. Dalam keadaan seperti itu banyak juga wanita yang bisa tegar dan cerah menghadapi kehidupan yang getir seperti itu.

Ada istri yang dikhianati suaminya karena kepincut wanita lain sampai melupakan kewajibannya sebagai suami. Tetapi istrinya tidak membalas dengan pengkhianatan. Mereka bercerai dan mengalihkan kehidupan pada hal-hal yang positif. Ia aktif terjun dalam berbagai kegiatan spiritual, sosial budaya dan meningkatkan kegiatan ekonominya untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Ia pun tidak dendam pada suami. Ia yakini sudah memang demikianlah skenario kehidupannya yang ditetapkan oleh Tuhan berdasarkan karma-karmanya di masa lampau. Ia pun berhasil membina anak-anaknya sampai semuanya mampu menyelesaikan pendidikan tinggi dan menempuh karier. Ia pun hidup selalu ceria tidak ada dendam dan melanjutkan kehidupannya di bidang spiritual, sosial dan budaya yang ia senangi.

Ada juga ibu rumah tangga yang menjanda karena suaminya meninggal. Ibu tersebut tidak meninggalkan anak-anaknya kawin lagi dengan laki-laki lain. Ia yakini suaminya tetap ada secara rohani mendampingi dirinya dalam membina anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Setiap ia mengambil suatu keputusan yang penting ia khusyuk menghadirkan suaminya secara rohani untuk memberikan motivasi positif dengan cara meditasi. Ia kuat menjanda meskipun umurnya masih belum begitu tua. Akhir cerita, semua anak-anaknya berhasil.

Wanita Bali yang bermental baja seperti itu sesungguhnya sudah banyak kita jumpai dalam rumah tangga. Wanita yang sukses dalam rumah tangga seperti itu disebut sadwi.

Namun, dalam kancah karier politik masih belum mendapatkan kesempatan untuk maju setara dengan laki-laki. Dalam hal merebut posisi sebagai anggota legislatif, birokrat dan bidang-bidang lainnya, banyak wanita belum setara dengan kaum laki.

Wanita yang berkarier di luar rumah tangga disebut brahma wadini. Tetapi di Bali belum ada bupati dan wakilnya yang wanita. Sekarang pun belum ada partai politik yang memunculkan kandidat calon bupati dan wakilnya dari wanita. Saya yakin sesungguhnya banyak wanita yang memiliki kemampuan yang setara bahkan mungkin lebih dari laki-laki. Konon di Bangladesh korupsi bisa turun drastis setelah pejabat keuangan sebagian besar kalangan wanita. Lalu bagaimana dengan Indonesia?


* Ketut Gobyah
sumber: BaliPost.com

Saturday, July 24, 2010

MEMBANGUN KEMANDIRIAN


Posted by Ketut Wiana on 2010-07-09

Yadyat paravacam karma
Tattadyatnena varjayet.
Tadyadatma vacam tu.
Syattatat seveta yatnatah.
(Manawa Dharmasastra IV. 159)

Maksudnya: Hendaknya ia dengan seksama menghindari ketergantungan kepada orang lain untuk mencapai keberhasilan usaha. Hendaknya ia dengan gagah mencari pekerjaan yang keberhasilannya tergantung pada dirinya sendiri.


MENDAPATKAN sesuatu karena kemampuan diri sendiri secara psikologis memang memberikan kadar kepuasan yang lebih tinggi daripada mendapatkannya melalui bantuan orang lain. Apalagi menyangkut masalah artha.

Dalam Nitisastra dinyatakan ''Utamaning artha danolihing prih awak aputeran.'' Artinya, hasil uang yang paling bernilai utama adalah hasil jerih payah sendiri.

Agama Hindu memang sangat kuat mengajarkan pada penganutnya untuk mandiri dalam mewujudkan cita-cita dalam hidup ini. Karena nilai kepuasannya sangat tinggi, akan sangat baik jika mampu melakukan swadharma karena kemampuan sendiri. Karena itu dalam Agastia Parwa dinyatakan orang yang dapat disebutkan Grhastha itu jika telah berhasil melakukan dharma dengan kemampuan sendiri. Dalam Agastia Parwa tersebut dinyatakan ''Grhastha ngarania sang yatha sakti kayika dharma.'' Yatha sakti artinya kemampuan sendiri atau kemandirian. Grhastha itu adalah tahapan hidup setelah Brahmacari Asrama. Agar bisa menjadi seorang Grhastha, dalam menjalani masa Bramacari Asrama itulah wajib mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.

Masyarakat Bali seyogianya bersyukur memiliki pulau yang mungil tetapi memiliki daya tarik yang luar biasa, sehingga menjadi daerah destinasi wisata dunia. Alam Bali menarik karena komposisinya yang sangat sinergis dan variatif. Letak gunung yang sejuk tidak begitu jauh dengan pantai yang hangat berpasir putih. Kota yang macet letaknya sangat berdekatan dengan desa dengan suasana yang lengang dan sepi. Seni tradisional dan seni modern dapat hidup berdampingan. Kalau keadaan alam dan budaya Bali ini dimanajemen dengan benar dan baik, sesungguhnya Bali sudah semakin mampu mandiri dalam berbagai bidang kehidupan. Keberadaan Bali yang sangat bervariasi ini sesungguhnya merupakan potensi yang multidimensi untuk membangun Bali yang mandiri. Keberadaan Bali dewasa ini yang semakin terpuruk karena kesenjangan ekonomi dan sosial budaya sebagai akibat dari mismanajemen. Mismanajemen pembangunan di Bali disebabkan oleh egoisme sejumlah pihak yang kurang paham akan potensi alam dan budaya Bali tersebut.

Membangun kemandirian Bali seyogianya dimulai dari membenahi paradigma SDM Bali terhadap potensi alam dan budaya Bali. Industri pariwisata seyogianya secara serius disinergikan dengan usaha pertanian dalam artian luas dan kerajinan serta industri kecil menengah. Nampaknya upaya itu memang sudah dilakukan, tetapi tanpa paradigma kerakyatan. Di samping itu belum digarap serius, sehingga sampai saat ini upaya tersebut belum banyak menampakan hasilnya secara signifikan.

Hal ini menyebabkan Bali sampai saat ini belum mampu mandiri dalam berbagai hal. Karena itu, pembangunan SDM Bali melalui berbagai jalur pendidikan wajib dilakukan secara profesional. Perlu meningkatkan pendidikan untuk membangun wawasan SDM Bali pada paradigma pembangunan yang mandiri. Industri pariwisata seharusnya secara sungguh-sungguh diusahakan menjadi penggerak usaha pertanian dan industri kerajinan. Di samping itu, SDM Bali harus mampu membangun kebersamaan yang setara dan sinergis dalam membangun kemandirian Bali. Tanpa semangat kebersamaan itu, SDM Bali tidak akan mampu membangun kemandirian Bali dalam berbagai aspek kehidupan.

Kita lihat sendiri dalam bidang upacara yadnya saja umat Hindu di Bali masih sangat tergantung pada produk luar. Demikian juga dalam hal tenaga kerja dari tingkat bawah sampai menengah ke atas masih sangat tergantung pada tenaga kerja dari luar Bali. Padahal, di Bali banyak orang Bali yang jadi pengangguran terbuka maupun tertutup. Permasalahan ini memang sangat kompleks. Salah satu penyebabnya adalah lemahnya kebersamaan.

Persaingan itu jangan dipertentangkan dengan kebersamaan. Persaingan dilakukan dalam kebersamaan untuk mengejar kualitas. Persaingan yang sportif itu justru akan membangun kebersamaan yang lebih dinamis dan produktif. SDM Bali harus bersaing membangun kualitas dirinya. Ini bukan berarti ia tidak mau bekerja sama dengan pihak-pihak lain. Kemandirian bukan berarti menolak kebersamaan. Justru kebersamaan itu akan menjadi kekuatan membangun kemandirian yang bersinergi. Artinya, berbagai potensi Bali yang berbeda-beda itu dipadukan oleh SDM Bali sendiri, sehingga Bali dapat mandiri dalam berbagai bidang kehidupan.

* Ketut Gobyah
sumber: www.BaliPost.com

Friday, July 23, 2010

TATA KEHIDUPAN DENGAN MENGHARGAI WAKTU


Posted by Ketut Wiana on 2010-07-09 [ print artikel ini | beritahu teman | dilihat 131 kali ]

Karyam so'veksya saktimca
Desa kala ca tattvatah
Kurute dharmasiddhiyartham
Visvarupam punah punah.
(Manawa Dharmasastra. VI. 10)

Maksudnya: Menyukseskan tujuan dharma (dharmasisddhiyartha) hendaknya dilaksanakan berdasarkan ikssa, sakti, desa, kala dan tattwa. Untuk itu raja mewujudkan dirinya menjadi berbagai bentuk (lembaga pemerintah).


PESTA Kesenian Bali (PKB) ke-27 tahun ini mengangkat tema ''Sang Kala''. Istilah ''Kala'' sesungguhnya bukanlah makhluk raksasa yang berwajah seram mengerikan. Kata ''kala berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya waktu. Waktu itu sesungguhnya ciptaan Tuhan. Karena waktu muncul dari perputaran planet-planet ruang angkasa. Planet yang paling dekat dengan kehidupan umat manusia adalah bumi, bulan dan matahari. Bumi mengelilingi matahari dan bulan mengelilingi bumi. Perputaran itu menimbulkan waktu pagi, siang, sore dan malam. Demikian juga timbulnya berbagai musim karena perputaran isi ruang angkasa tersebut.

Menurut berbagai purana, ruang angkasa dengan segala isinya ini akan berumur hanya satu harinya Tuhan, yaitu satu siang dan satu malamnya Tuhan. Setelah itu semuanya akan pralaya yaitu kembali lebur pada Tuhan. Satu hari Tuhan itu disebut satu kalpa. Satu kalpa lamanya 14 manwantara. Satu manwantara lamanya 71 mahayuga. Satu mahayuga lamanya 4.320.000 tahun manusia. Empat zaman itu adalah kerta, treta, dwapara dan kaliyuga. Sekarang ini alam sedang berada pada manwantara yang ketujuh. Tinggal tujuh manwantara lagi barulah alam akan pralaya atau kiamat. Demikian perhitungan secara global mengenai munculnya waktu atau kala.

Kala atau waktu memiliki dimensi yang amat luas dan kompleks sekali. Kehidupan manusia dan makhluk lainnya amat tergantung pada peredaran waktu. Manusia harus selalu menyesuaikan kegiatan hidupnya menurut perputaran waktu yang tiada henti-hentinya. Ada perjalanan waktu pagi, siang dan malam. Itu tidak bisa dihentikan karena sudah demikian hukum rta ciptaan Tuhan mengaturnya. Manusialah yang harus pandai-pandai melakukan sesuatu yang tepat menurut perjalanan waktu.

Dalam Manawa Dharmasastra VII.10 yang dikutip dalam tulisan ini menyatakan adanya lima hal yang wajib dijadikan pertimbangan untuk menyukseskan tujuan dharma atau agama. Unsur kala atau waktu salah satu dari lima unsur utama untuk menentukan sukses dan tidaknya pengalaman dharma. Dari pandangan inilah munculnya ilmu jyothesa atau ilmu astronomi dalam ajaran Hindu. Di Bali lebih dikenal dengan istilah wariga dan padewasaan.

Melakukan suatu kegiatan dharma kalau tidak sesuai dengan perhitungan waktu akan menemukan kegagalan. Hidup ini akan indah dan bahagia apabila manusia selalu menepati waktu dalam setiap perbuatannya mengamalkan dharma. Kalau manusia berbuat melawan perjalanan waktu, manusia pun akan menjumpai berbagai kegagalan dalam hidupnya. Karena itu, tatalah kehidupan ini menurut peredaran waktu agar menjadi indah dan sukses. Sembahyang, bekerja, makan, tidur, menghibur dan sebagainya akan memberi manfaat maksimal apabila disesuaikan dengan peredaran waktu.

Chandogia Upanisad menyatakan pujalah Tuhan saat pagi (raditya dina), siang (madya dina) dan sore (sandhya dina). Sembahyang pagi untuk menguatkan guna sattwam, siang untuk mengendalikan guna rajah dan sore untuk meredam guna tamas agar jangan malas untuk berbuat baik. Manusia yang mampu mengendalikan Tri Guna-nya akan sukses dalam hidup. Karena itu, dalam Lontar Yadnya Prakerti dinyatakan, ''Pras ngarania prasida Tri Guna Sakti.'' Makna dari Tri Guna Sakti itu adalah tiga sifat yang disebut sattwam, rajas dan tamas akan menjadi kekuatan hidup (sakti) apabila dalam keadaan terkendali. Tri Guna yang sakti itulah akan membawa manusia hidupnya sukses atau prasida. Salah satu fungsi memuja Tuhan dalam tiga waktu itu adalah untuk mengendalikan Tri Guna. Sistem beragama pun harus dilakukan berdasarkan peredaran waktu. Manawa Dharmasastra I.86 menyatakan saat Kerta Yuga cara beragama yang paling tepat adalah melakukan tapa.

Pada zaman Treta dengan Jnyana-lah yang paling tepat. Zaman Dwapara lebih menekankan pelaksanaan upacara yadnya, sedangkan pada zaman Kali dengan melakukan dana punia sebagai cara beragama yang paling diutamakan.

Dalam Hindu banyak sekali diajarkan untuk memahami waktu atau kala dalam menata kehidupan ini. Jadi, dalam PKB kali ini, lewat apresiasi seni itulah pemahaman akan waktu lebih ditajamkan.

* I Ketut Gobyah
sumber: www.balipost.com

Thursday, July 22, 2010

KENAPA KAMU HARUS HIDUP?


Posted by Puspita Ningrum on 2006-11-06 [ print artikel ini | beritahu teman | dilihat 2977 kali ]

Aku mempunyai seorang teman, sebut saja namanya Roy. Yah.meskipun dia tidak terlalu tampan & bukan anak orang kaya.., tapi dia adalah seorang teman yang baik, ramah, dan suka menolong. Dia selalu mengutamakan temannya bahkan lebih daripada kepentingan dirinya sendiri. Dia adalah orang yang selalu tersenyum dan tertawa, meski di dalam hatinya aku tahu, ada kesedihan yang dalam, karena di keluarganya dia selalu jadi bahan makian orang tuanya,
orang tuanya selalu mengatakan bahwa dia adalah anak yang bodoh, anak
yang tidak berguna. Di rumah dia menjadi seorang pemberontak sedang di sekolah dia berubah menjadi orang yang sangat bahagia, selalu tertawa dan 'agak
berlebihan' dalam mencari perhatian teman-temannya.

Aku mengerti dia melakukannya karena untuk menutupi kesedihannya sewaktu di rumah. Suatu saat, akhirnya dia memiliki seorang pacar, pacar yang cantik, baik, & pintar. Roy sangat mencintainya.. Meski demikian, dia tidak pernah melupakannya teman-temannya seperti kebanyakan orang yang lupa akan temannya pada saat dia menemukan cintanya Kami masih sering berbicara, dia menceritakan berbagai hal ttg pacarnya itu, Dia bercerita bahwa masa pacaran adalah saat yang paling indah yang pernah dia rasakan dalam hidupnya. Namun setelah 2 bulan berlalu, dia putus dengan pacarnya itu, karena pacarnya merasa banyak ketidakcocokan dengannya. Seringkali mereka bertengkar karena hal yang sepele,Roy lebih sering diatur-atur tentang ini itu oleh pacarnya. tetapi karena Roy merasa dirinya adalah seorang pria yang keras juga, Roy tidak mau diatur siapapun, dia seringkali membantah dan marah... Karena demikian pacarnya memutuskan hubungannya, karena pacarnya sudah tidak bisa lagi memahami Roy.

Roy pun menyesali atas kelakuannya pada pacarnya dan meminta pacarnya agar dapat kembali bersamanya. Tetapi keputusan pacarnya sudah bulat. . Roy pun menceritakan semuanya padaku di telepon, dia berkata, dia tidak bisa hidup lagi tanpa pacarnya yang bisa menolongnya, menghiburnya, yang selalu ada di sisinya. Dia mengatakan sudah tidak tahan lagi atas segala masalah yang terjadi, baik itu masalah dengan pacarnya ataupun masalah dengan keluarganya, dia berulang kali mengatakan ingin bunuh diri, dia mengatakan ingin minum racun tikus atau minum pembasmi serangga dan macam-macam. Aku lalu melarangnya dan berteriak "Jangan!! Jangan bicara seperti itu, kau tahu hidupmu sangat berharga," Lalu terdengar tawa kecil yang dipaksakan dan bernada dingin terdengar di ujung sana, "Yaaa.. Ya... kamu benar."

Lalu kami mematikan telepon, tapi setelah kami berjanji akan langsung tidur. Namun aku sama sekali tidak merasa mengantuk. Aku begitu khawatir dan merasa
akulah satu-satunya harapan Roy. Ia sudah berulang kali mengatakan padaku bahwa sulit baginya membuka diri kepada siapapun selain kepadaku. Bagaimana mungkin ada orang yang tak ingin hidup? Aku bahkan bisa membuat daftar alasan mengapa aku bahagia bisa bangun setiap pagi. Dengan panik aku memutar otak mencari cara meyakinkan Roy tentang hal ini. Lalu seolah-olah bola lampu di kepalaku menyala. Aku mengambil selembar kertas notes dan memberinya judul, "Mengapa Roy harus Hidup", di bawahnya aku memulai mendaftarkan semua alasan yang terpikir olehku tentang mengapa seseorang harus tetap hidup.

Awalnya hanya dimulai dengan beberapa berubah menjadi duapuluh, lalu tigapuluh, lalu empat puluh tujuh. Hingga tengah malam, aku telah menuliskan
tujuh puluh tujuh alasan mengapa Roy harus hidup. Sepuluh yang terakhir adalah sebagai berikut :
67) Di kuburan tidak ada tempat bermain video game.
68) Tuhan mencintaimu.
69) Tanah sedalam 2 meter sangat tidak nyaman dibanding kasurmu.
70) Di kuburan tidak ada restoran Steak yang enak.
71) Pelajaran Kalkulus akan sangat membosankan karena tidak ada kamu.
72) Kau belum memenuhi janjimu yaitu mentraktir Pizza.
73) Kau takkan suka bergaul dengan setan selamanya.
74) Katamu kau ingin mengajakku jalan-jalan ke Amerika.
75) Kau kan belum pernah mengendarai mobil BMW yang selalu kauidamkan.
76) Kau tidak bisa melihat lagi indahnya matahari saat terbenam di pantai.
77) Kau tidak pernah boleh menyesali siapa dirimu, kau hanya boleh menyesali apa dirimu sekarang.

Yakin aku telah berusaha sebaik mungkin, aku naik ke ranjang untuk menunggu pelaksanaan tugas esok hari; menyelamatkan Roy.

Aku menunggunya di pintu ruang kelas, lalu aku serahkan daftar itu saat ia berjalan masuk. Aku memperhatikan dari sisi lain kelas saat ia membaca lembaran penuh bekas lipatan di pangkuannya. Aku menunggu, tapi ia tidak mengangkat mukanya selama satu jam pelajaran.

Setelah pelajaran selesai, aku mendekatinya, khawatir, tapi sebelum aku sempat berkata-kata, kedua lengannya sudah memelukku erat. Sesaat aku membalas pelukannya, airmata nyaris membutakanku. Ia melepaskanku dan dengan tatapan lembut ke mataku, ia berjalan keluar kelas. Ia tak perlu mengucapkan terimakasih, wajahnya sudah mengatakan semuanya.Seminggu kemudian, Roy pindah ke sekolahan lain supaya bisa tinggal dengan neneknya. Selama berminggu-minggu aku tak mendengar apa-apa, sampai suatu malam, telepon berdering, aku mengangkatnya dan aku mendengar suara yang kukenal sebelumnya. Ia menceritakan bagaimana ia mendapat teman-teman baru di sekolahnya dan ia mendapatkan nilai-nilainya jauh lebih baik, dan ia masuk tim sepakbola di sekolahnya.

Lalu dia berkata, "Tapi kau tahu apa yang paling hebat?" aku merasakan kebahagiaan sejati dalam suaranya.

"Aku tidak menyesali siapa diriku, juga apa diriku yang sekarang." Aku hanya bisa mengucapkan syukur, akhirnya dia mengerti.. Mengerti siapa dirinya yang
sebenarnya.. Untuk apa dia hidup..

Roy sangatlah beruntung, tidak semua orang seberuntung itu pada saat dirinya
putus asa, ingin melukai diri sendiri, bahkan ingin bunuh diri karena tidak tahan akan cobaan hidup...Tetapi ingatlah, kamu tidak sendirian dalam hidup ini, masih ada teman-temanmu atau keluargamu yang memperhatikanmu, membutuhkanmu, mencintaimu, dan merasa sangat kehilangan jika kamu mati.
Janganlah kau lupakan mereka... :)

Dari : Temanmu yang sangat mencintaimu :)

Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)
Motivasi Net

Wednesday, July 21, 2010

KISAH POHON APEL


Posted by Apler on 2006-11-06 [ print artikel ini | beritahu teman | dilihat 2609 kali ]

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari.

Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya.

Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu.

Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.

Waktu terus berlalu.

Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel.

Wajahnya tampak sedih.

"Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu.

"Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu.

"Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."

Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu."

Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita.

Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi.

Pohon apel sangat senang melihatnya datang.

"Ayo bermain-main denganku lagi," kata pohon apel.

"Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu.

"Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?"

"Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu," kata pohon apel.

Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira.

Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi.

Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi.

Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya.

"Ayo bermain-main lagi deganku," kata pohon apel.

"Aku sedih," kata anak lelaki itu.

"Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?"

"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah."

Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya.

Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.

"Maaf anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu."

"Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu,"jawab anak lelaki itu.

"Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat," kata pohon apel.

"Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu," jawab anak lelaki itu.

"Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu.

Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini," kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.

"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang," kata anak lelaki.

"Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu."

"Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang."

Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon.

Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.


Ini adalah cerita tentang kita semua.
Pohon apel itu adalah orang tua kita.
Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita.
Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika
kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan.

Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia.

Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.


Sumber : Motivasi Net

Tuesday, July 20, 2010

BURUNG GAGAK


Posted by Nirla on 2006-11-10 [ print artikel ini | beritahu teman | dilihat 2508 kali ]

Pada suatu petang seorang tua bersama anak mudanya yang baru menamatkan pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka. Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pokok berhampiran. Si ayah lalu menuding jari ke arah gagak sambil bertanya, "Nak, apakah benda itu?"

"Burung gagak", jawab si anak.

Si ayah mengangguk-angguk, namun sejurus kemudian sekali lagi mengulangi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi lalu menjawab dengan sedikit kuat, "Itu burung gagak ayah!"

Tetapi sejurus kemudian si ayah bertanya lagi soal yang sama. Si anak merasa agak keliru dan sedikit bingung dengan persoalan yang sama diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat, "BURUNG GAGAK!!" Si ayah terdiam seketika. Namun tidak lama kemudian sekali lagi sang ayah

mengajukan pertanyaan yang serupa hingga membu! at si anak hilang kesabaran dan menjawab dengan nada yang kesal kepada si ayah, "Gagaklah ayah.......".

Tetapi agak mengejutkan si anak, karena si ayah sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanya soal yang sama. Dan kali ini si anak benar-benar hilang sabar dan menjadi marah.

"Ayah! Saya tak tahu ayah paham atau tidak. Tapi sudah lima kali ayah bertanya soal hal tersebut dan saya sudah juga memberikan jawabannya. Apa lagi yang ayah mau saya katakan?"

"Itu burung gagak, burung ga..ga..gak ayah.....", kata si anak dengan nada yang begitu marah.

Si ayah terus bangun menuju ke dalam rumah meninggalkan si anak yang kebingungan. Sesaat kemudian si ayah keluar lagi dengan sesuatu ditangannya. Dia menghulurkan benda itu kepada anaknya yang masih geram dan tertanya-tanya. diperlihatkannya sebuah Diary lama.

"Coba kau baca apa yang pernah ayah tulis di dalam Diary itu", pinta si ayah. Si anak setuju dan membaca paragraf yang berikut..........

"Hari ini aku di halaman melamun karena anakku yang genap berumur lima tahun. Tiba-tiba seekor gagak hinggap di pohon berhampiran."

Anakku terus menunjuk ke arah gagak dan bertanya, "Ayah, apa itu?".

Dan aku menjawab, "burung gagak". Walau bagaimana pun, anak ku terus bertanya soal yang serupa dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban yang sama.

Sehingga 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi cinta dan sayangnya aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya. Aku berharap hal ini menjadi suatu pendidikan yang berharga."

Setelah selesai membaca paragraf tersebut si anak mengangkat muka memandang wajah si ayah yang kelihatan sayu. Si ayah dengan perlahan bersuara, "Hari ini ayah baru bertanya kepadamu soal yang sama sebanyak lima kali, dan kau telah hilang sabar serta marah."

sumber: Cetivasi


Monday, July 19, 2010

BAHAGIA, ADA PADA JIWA YANG BISA BERSYUKUR


Posted by Jean on 2006-11-23 [ print artikel ini | beritahu teman | dilihat 3095 kali ]

Pernah membayangkan, bagaimana seseorang menulis buku, bukan dengan tangan atau anggota tubuh lainnya, tetapi dengan kedipan kelopak mata kirinya?

Jika Anda mengatakan itu hal yang mustahil untuk dilakukan, tentu saja Anda belum mengenal orang yang bernama Jean-Dominique Bauby. Dia pemimpin redaksi majalah Elle, majalah kebanggaan Prancis yang digandrungi wanita seluruh dunia.

Betapa mengagumkan tekad dan semangat hidup maupun kemauannya untuk tetap menulis dan membagikan kisah hidupnya yang begitu luar biasa. Ia meninggal tiga hari setelah bukunya diterbitkan. Setelah tahu apa yang dialami si Jean dalam menempuh hidup ini, pasti Anda akan berpikir, "Berapa pun problem dan stres dan beban hidup kita semua, hampir tidak ada artinya dibandingkan
dengan si Jean!"

Tahun 1995, ia terkena stroke yang menyebabkan seluruh tubuhnya lumpuh. Ia mengalami apa yang disebut locked-in syndrome, kelumpuhan total yang disebutnya "Seperti pikiran di dalam botol". Memang ia masih dapat berpikir jernih tetapi sama sekali tidak bisa berbicara maupun bergerak. Satu-satunya otot yang masih dapat diperintahnya adalah kelopak mata kirinya. Jadi itulah cara dia berkomunikasi dengan para perawat, dokter rumah sakit, keluarga dan temannya.

Begini cara Jean menulis buku. Mereka (keluarga, perawat, teman-temannya) menunjukkan huruf demi huruf dan si Jean akan berkedip apabila huruf yang ditunjukkan adalah yang dipilihnya. "Bukan main," kata Anda.

Ya, itu juga reaksi semua yang membaca kisahnya. Buat kita, kegiatan menulis mungkin sepele dan menjadi hal yang biasa. Namun, kalau kita disuruh "menulis" dengan cara si Jean, barang kali kita harus menangis dulu berhari-hari dan bukan buku yang jadi, tapi mungkin meminta ampun untuk tidak disuruh melakukan apa yang dilakukan Jean dalam pembuatan bukunya.

Tahun 1996 ia meninggal dalam usia 45 tahun setelah menyelesaikan memoarnya yang ditulisnya secara sangat istimewa. Judulnya, "Le Scaphandre" et le Papillon (The Bubble and the Butterfly).

Jean adalah contoh orang yang tidak menyerah pada nasib yang digariskan untuknya. Dia tetap hidup dalam kelumpuhan dan tetap berpikir jernih untuk bisa menjadi seseorang yang berguna, walaupun untuk menelan ludah pun, dia tidak mampu, karena seluruh otot dan saraf di tubuhnya lumpuh. Tetapi yang patut kita teladani adalah bagaimana dia menyikapi situasi hidup yang dialaminya dengan baik dan tetap menjadi seorang manusia (bahasa Sansekerta yang berarti pikiran yang terkendali), bahkan bersedia berperan langsung dalam film yang mengisahkan dirinya.

Jean, tetap hidup dengan bahagia dan optimistis, dengan kondisinya yang seperti sosok mayat bernapas. Sedangkan kita yang hidup tanpa punya problem seberat Jean, sering menjadi manusia yang selalu mengeluh..! Coba ingat-ingat apa yang kita lakukan. Ketika mendapat cuaca hujan, biasanya menggerutu. Sebaliknya, mendapat cuaca panas juga menggerutu. Punya anak banyak mengeluh, tidak punya anak juga mengeluh. Carl Jung, pernah menulis demikian: "Bagian yang paling menakutkan dan sekaligus menyulitkan adalah menerima diri sendiri secara utuh, dan hal yang paling sulit dibuka adalah pikiran yang tertutup!"

Maka, betapapun kacaunya keadaan kita saat ini, bagi yang sedang stres berat, yang sedang berkelahi baik dengan diri sendiri maupun melawan orang lain, atau anggota keluarga yang sedang tidak bahagia karena kebutuhan hidupnya tidak terpenuhi, yang baru mendapat musibah kecelakaan atau bencana, bagi yang sedang di-PHK, ingatlah kita masih bisa menelan ludah, masih bisa makan dan menggerakkan anggota tubuh lainnya. Maka bersyukurlah, dan berbahagialah...!

Jangan menjadi pengeluh, penggerutu, penuntut abadi, tapi bijaksanalah untuk bisa selalu think and thank (berpikir, kemudian berterima kasih/bersyukurl).

Dalam artikel yang berjudul Kegagalan & Kesuksesan Hasil Konsekuensi Pikiran ( SPM 26 Februari 2005) dituliskan, seseorang yang sadar sepenuhnya, dia datang ke dunia ini hanya dibekali sebuah nyawa (jiwa). Nah, nyawa itu harus dirawat dengan menjalani kehidupan secara bertanggung jawab. Dengan nyawa ini pulalah, seseorang harus hidup bahagia, di manapun dia berada, dan dalam kondisi apapun, dia harus bisa bahagia. Kunci kebahagiaan adalah bersyukur! Mensyukuri apa yang kita dapat itu penting, termasuk sebuah nyawa agar kita bisa hidup di alam ini. Dan kebahagiaan bisa dibuat, dengan tidak meminta (menuntut) apapun pada orang lain, tetapi memberikan apa yang bisa diberikan kepada orang lain agar mereka bahagia. Jadilah seseorang yang merasa ada gunanya untuk kehidupan ini.

Untuk itu, Anda bisa mendengarkan intuisi sendiri sehingga bertindak sesuai nurani dan menghasilkan apa yang Anda inginkan dalam hidup. Hadapi hidup dengan tabah karena orang-orang beruntung bukan tidak pernah gagal.

Bukan tidak pernah ditolak, juga bukan tidak pernah kecewa. Justru banyak orang yang sukses itu sebetulnya orang yang telah banyak mengalami kegagalan.

Berpikirlah positif, Anda akan menjadi orang yang beruntung. Banyak cerita tentang keberuntungan berasal dari kejadian-kejadian yang tidak menguntungkan. Misalnya, kehilangan pekerjaan memunculkan ide besar untuk mulai bisnis sendiri dan menjadi majikan. Ditolak pun bisa mendatangkan kesuksesan. Tetapi, untuk mendapatkan keberuntungan diperlukan usaha.

Dan mulailah sekarang juga untuk berusaha!


Sumber: Bahagia, ada pada Jiwa yang Bisa Bersyukur oleh Lianny Hendranata

Sunday, July 18, 2010

PEREMPUAN


Posted by Syamsi on 2006-12-26 [ print artikel ini | beritahu teman | dilihat 3545 kali ]

Dia yang diambil dari tulang rusuk. Jika Tuhan mempersatukan dua orang yang berlawanan sifatnya, maka itu akan menjadi saling melengkapi. Dialah penolongmu yang sepadan, bukan sparing partner yang sepadan.

Ketika pertandingan dimulai, dia tidak berhadapan denganmu untuk melawanmu, tetapi dia akan berada bersamamu untuk berjaga-jaga di belakang saat engkau berada di depan atau segera mengembalikan bola ketika bola itu terlewat olehmu, dialah yang akan menutupi kekuranganmu.

Dia ada untuk melengkapi yang tak ada dalam laki-laki : perasaan, emosi, kelemahlembutan, keluwesan, keindahan, kecantikan, rahim untuk melahirkan, mengurusi hal-hal sepele...¡ hingga ketika laki-laki tidak mengerti hal-hal itu, dialah yang akan menyelesaikan bagiannya...sehingga tanpa kau sadari ketika kau menjalankan sisa hidupmu... kau menjadi lebih kuat karena kehadirannya di sisimu.

Jika ada makhluk yang sangat bertolak belakang, kontras dengan lelaki, itulah perempuan. Jika ada makhluk yang sanggup menaklukkan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan. Ia tidak butuh argumentasi hebat dari seorang laki-laki... tetapi ia butuh jaminan rasa aman darinya karena ia ada untuk dilindungi.... tidak hanya secara fisik tetapi juga emosi.

Ia tidak tertarik kepada fakta-fakta yang akurat, bahasa yang teliti dan logis yang bisa disampaikan secara detail dari seorang laki-laki, tetapi yang ia butuhkan adalah perhatiannya... kata-kata yang lembut...ungkapan-ungkapan sayang yang sepele... namun baginya sangat berarti...membuatnya aman di dekatmu....

Batu yang keras dapat terkikis habis oleh air yang luwes, sifat laki-laki yang keras ternetralisir oleh kelembutan perempuan. Rumput yang lembut tidak mudah tumbang oleh badai dibandingkan dengan pohon yang besar dan rindang...seperti juga di dalam kelembutannya di situlah terletak kekuatan dan ketahanan yang membuatnya bisa bertahan dalam situasi apapun.

Ia lembut bukan untuk diinjak, rumput yang lembut akan dinaungi oleh pohon yang kokoh dan rindang. Jika lelaki berpikir tentang perasaan wanita, itu sepersekian dari hidupnya.... tetapi jika perempuan berpikir tentang perasaan lelaki, itu akan menyita seluruh hidupnya...Karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki- laki, karena perempuan adalah bagian dari laki-laki... apa yang menjadi bagian dari hidupnya, akan menjadi bagian dari hidupmu. Keluarganya akan menjadi keluarga barumu, keluargamu pun akan menjadi keluarganya juga. Sekalipun ia jauh dari keluarganya, namun ikatan emosi kepada keluarganya tetap ada karena ia lahir dan dibesarkan di
sana.... karena mereka, ia menjadi seperti sekarang ini. Perasaannya terhadap keluarganya, akan menjadi bagian dari perasaanmu juga... karena kau dan dia adalah satu.... dia adalah dirimu yang tak ada sebelumnya. Ketika pertandingan dimulai, pastikan dia ada di bagian lapangan yang sama denganmu.


Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)

Catatan: Cerita ini pernah dimuat di milis resonansi pada 31 Maret 2004

Saturday, July 17, 2010

BERANI MENCOBA


Posted by Julia on 2007-07-11 [ print artikel ini | beritahu teman | dilihat 2594 kali ]

Alkisah, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya. "Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31,104,000 kali selama setahun?" "Ha?," kata jam terperanjat, "Mana sanggup saya?"

"Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?"

"Delapan puluh ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?" jawab jam penuh keraguan.

"Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?"

"Dalam satu jam harus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu" tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya

Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si jam, "Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?"

"Naaaa, kalau begitu, aku sanggup!" kata jam dengan penuh antusias.

Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik.

Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti.

Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali


Renungan :

Ada kalanya kita ragu-ragu dengan segala tugas pekerjaan yang begitu terasa berat. Namun sebenarnya kalau kita sudah menjalankannya, kita teryata mampu. Bahkan yang semula kita anggap impossible untuk dilakukan sekalipun. Jangan berkata "tidak" sebelum Anda pernah mencobanya


Kata Bijak :

Ada yang mengukur hidup mereka dari hari dan tahun, yang lain dengan denyut jantung, gairah, dan air mata. Tetapi ukuran sejati di bawah mentari adalah apa yang telah engkau lakukan dalam hidup ini untuk orang lain.

sumber: milis Cetivasi



Friday, July 16, 2010

10 BIDANG DI MANA ORANG MEMILIKI PERBEDAAN


Posted by Keraton on 2007-07-16 [ print artikel ini | beritahu teman | dilihat 3000 kali ]

1 Ekstrovert lawan Introvert: Yang ekstrovert senang kerumunan orang banyak sementara yang introvert lebih suka melewatkan waktunya sendirian atau dengan seorang teman dekat. Yang ekstrovert bersemangat karena adanya orang-orang sementara yang introvert bisa jadi terkuras enerjinya karena adanya orang-orang.

2 Pelaku atau Pengamat: Para pelaku berani mengambil risiko; kalau melihat peluang mereka ingin segera memanfaatkannya sebelum terlambat. Para pengamat lebih hati-hati. Mereka suka memeriksa segalanya terlebih dulu sebelum mengambil keputusan.

3 Yang memberikan garis besar atau Yang memberikan rincian: Yang memberikan garis besar memiliki fokus yang umum dan melihat gambaran besarnya. Mereka berpikir menurut arah serta keinginan menjadikan segalanya terlaksana. Yang memberikan rincian memperhatikan hal-hal yang sekecil-kecilnya. Keprihatinan mereka adalah bagaimana caranya menjadikan segalanya terlaksana.

4 Tukang belanja atau Penghemat : Kalau tukang belanja memiliki uang lebih, mereka ingin membelanjakannya - untuk diri sendiri, untuk orang lain, untuk maksud-maksud yang layak, untuk apapun. Kalau penghemat memiliki uang lebih, mereka ingin menabungnya untuk jaga-jaga. Mereka tidak suka membelanjakannya kecuali sangat penting.

5 Perencana atau yang fleksibel : Perencana suka struktur di mana segalanya terorganisasikan dan terkemas dengan rapih. Mereka suka jadwal dan batas waktu. Yang fleksibel menyesuaikan diri dengan jalannya kehidupan dan menangani segalanya seadanya. Mereka cenderung spontan dan santai. Ketidak-rapihan tidak mengganggu mereka karena mereka percaya segalanya akan beres.

6 Yang tergesa-gesa atau yang santai : Yang tergesa-gesa selalu sibuk. Kecepatan serta efisiensi adalah kata kunci mereka - selesaikanlah sebanyak mungkin secepat mungkin. Yang santai meluangkan waktunya dan menetapkan kecepatan kerjanya sendiri. Mungkin mereka tidak menyelesaikan cukup banyak, namun mereka menikmati apa yang mereka kerjakan.

7 Pemikir atau perasa : Pemikir memfokuskan pada fakta-fakta dan prinsip-prinsip. Mereka dasarkan keputusan-keputusan atas data yang objektif dan cenderung berorientasi pada tugas. Perasa memfokuskan pada orang serta perasaan. Mereka dasarkan keputusan pada data yang subjektif dan cenderung berorientasi pada hubungan.

8 Pemimpi atau Pekerja : Pemimpi adalah orang-orang kreatif yang suka banyak idenya. Mereka optimis dan berorientasi pada masa depan. Pekerja bersifat praktis. Mereka suka mengambil ide orang lain dan melaksanakannya. Mereka cenderung bersikap realistik dan memfokuskan pada yang sekarang.

9 Pengumpul atau Pembuang : Pengumpul suka mengumpulkan barang-barang. Mereka tidak suka membuang apapun karena mereka takut kalau-kalau membutuhkannya kapan-kapan. Pembuang suka membuang barang-barang. Mereka tidak suka berantakan dan mereka bersikeras bahwa kalau sudah lama sesuatu itu tidak digunakan, mungkin takkan pernah digunakan.

10 Tukang akrobat atau Pemain tunggal : Tukang akrobat bersifat multi saluran dan dapat menangani banyak hal sekaligus. Pemain tunggal bersifat saluran tunggal dan hanya bisa menangani satu atau dua hal sekaligus. Kalau mereka mencoba mengerjakan lebih banyak, mereka menjadi stress dan kewalahan.


Kita semua berbeda dan unik. Itu menciptakan keseimbangan, keragaman, serta tantangan dalam hubungan-hubungan. Syukurilah perbedaan-perbedaan Anda; bicarakanlah juga perbedaan-perbedaan Anda itu.

sumber: Milis Cetivasi

Thursday, July 15, 2010

3 PINTU KEBIJAKSANAAN


Posted by Liana on 2007-07-15 [ print artikel ini | beritahu teman | dilihat 3333 kali ]

Seorang Raja, mempunyai anak tunggal yg pemberani, trampil dan pintar. Untuk menyempurnakan pengetahuannya, ia mengirimnya kepada seorang pertapa bijaksana.

"Berikanlah pencerahan padaku tentang Jalan Hidupku" Sang Pangeran meminta.

"Kata-kataku akan memudar laksana jejak kakimu di atas pasir", ujar Pertapa."Saya akan berikan petunjuk padamu, di Jalan Hidupmu engkau akan menemui 3 pintu.

Bacalah kata-kata yang tertulis di setiap pintu dan ikuti kata hatimu.

Sekarang pergilah sang Pertapa menghilang dan Pangeran melanjutkan perjalanannya. Segera ia menemukan sebuah pintu besar yang di atasnya tertulis kata "UBAHLAH DUNIA"

"Ini memang yang kuinginkan" pikir sang Pangeran. "Karena di dunia ini ada hal-hal yang aku sukai dan ada pula hal-hal yang tak kusukai. Aku akan mengubahnya agar sesuai keinginanku"

Maka mulailah ia memulai pertarungannya yang pertama, yaitu mengubah dunia. Ambisi, cita-cita dan kekuatannya membantunya dalam usaha menaklukkan dunia agar sesuai hasratnya. Ia mendapatkan banyak kesenangan dalam usahanya tetapi hatinya tidak merasa damai. Walau sebagian berhasil diubahnya tetapi sebagian lainnya menentangnya.

Tahun demi tahun berlalu. Suatu hari, ia bertemu sang Pertapa kembali.

"Apa yang engkau pelajari dari Jalanmu ?" Tanya sang Pertapa

"Aku belajar bagaimana membedakan apa yang dapat klakukan dengan kekuatanku dan apa yang di luar kemampuanku, apa yang tergantung padaku dan apa yang tidak tergantung padaku" jawab Pangeran

"Bagus! Gunakan kekuatanmu sesuai kemampuanmu. Lupakan apa yang diluar kekuatanmu, apa yang engkau tak sanggup mengubahnya" dan sang Pertapa menghilang.

Tak lama kemudian, sang Pangeran tiba di Pintu kedua yang bertuliskan "UBAHLAH SESAMAMU"

"Ini memang keinginanku" pikirnya. "Orang-orang di sekitarku adalah sumber kesenangan, kebahagiaan, tetapi mereka juga yang mendatangkan derita, kepahitan dan frustrasi"

Dan kemudian ia mencoba mengubah semua orang yang tak disukainya. Ia mencoba mengubah karakter mereka dan menghilangkan kelemahan mereka.

Ini menjadi pertarungannya yang kedua.

Tahun-tahun berlalu, kembali ia bertemu sang Pertapa.

"Apa yang engkau pelajari kali ini?"

"Saya belajar, bahwa mereka bukanlah sumber dari kegembiraan atau kedukaanku, keberhasilan atau kegagalanku. Mereka hanya memberikan kesempatan agar hal-hal tersebut dapat muncul. Sebenarnya di dalam dirikulah segala hal tersebut berakar"

"Engkau benar" Kata sang Pertapa. "Apa yang mereka bangkitkan dari dirimu, sebenarnya mereka mengenalkan engkau pada dirimu sendiri.

Bersyukurlah pada mereka yang telah membuatmu senang & bahagia dan bersyukur pula pada mereka yang menyebabkan derita dan frustrasi.

Karena melalui mereka lah, Kehidupan mengajarkanmu apa yang perlu engkau kuasai dan jalan apa yang harus kau tempuh"

Kembali sang Pertapa menghilang.

Kini Pangeran sampai ke pintu ketiga "UBAHLAH DIRIMU"

"Jika memang diriku sendiri lah sumber dari segala problemku, memang disanalah aku harus mengubahnya". Ia berkata pada dirinya sendiri.

Dan ia memulai pertarungannya yang ketiga. Ia mencoba mengubah karakternya sendiri, melawan ketidak sempurnaannya, menghilangkan kelemahannya, mengubah segala hal yg tak ia sukai dari dirinya, yang tak sesuai dengan gambaran ideal.

Setelah beberapa tahun berusaha, dimana sebagian ia berhasil dan sebagian lagi gagal dan ada hambatan, Pangeran bertemu sang Pertapa kembali.

"Kini apa yang engkau pelajari ?"

"Aku belajar bahwa ada hal-hal di dalam diriku yang bisa ditingkatkan dan ada yang tidak bisa saya ubah"

"Itu bagus" ujar sang pertapa. "Ya" lanjut Pangeran, "tapi saya mulai lelah untuk bertarung melawan dunia, melawan setiap orang dan melawan diri sendiri. Tidakkah ada akhir dari semuai ini ? Kapan saya bisa tenang ? Saya ingin berhenti bertarung, ingin menyerah, ingin meninggalkan semua ini !"

"Itu adalah pelajaranmu berikutnya" ujar Pertapa. Tapi sebelum itu, balikkan punggungmu dan lihatlah Jalan yang telah engkau tempuh".

Dan ia pun menghilang.

Ketika melihat ke belakang, ia memandang Pintu Ketiga dari kejauhan dan melihat adanya tulisan di bagian belakangnya yang berbunyi "TERIMALAH DIRIMU".

Pangeran terkejut karena tidak melihat tulisan ini ketika melalui pintu tsb.

"Ketika seorang mulai bertarung, maka ia mulai menjadi buta" katanya pada dirinya sendiri.

Ia juga melihat, bertebaran di atas tanah, semua yang ia campakkan, kekurangannya, bayangannya, ketakutannya. Ia mulai menyadari bagaimana mengenali mereka, menerimanya dan mencintainya apa adanya.

Ia belajar mencintai dirinya sendiri dan tidak lagi membandingkan dirinya dengan orang lain, tanpa mengadili, tanpa mencerca dirinya sendiri.

Ia bertemu sang Pertapa, dan berkata "Aku belajar, bahwa membenci dan menolak sebagian dari diriku sendiri sama saja dengan mengutuk untuk tidak pernah berdamai dengan diri sendiri. Aku belajar untuk menerima diriku seutuhnya, secara total dan tanpa syarat."

"Bagus, itu adalah Pintu Pertama Kebijaksanaan" , ujar Pertapa. "Sekarang engkau boleh kembali ke Pintu Kedua"

Segera ia mencapai Pintu Kedua, yang tertulis di sisi belakangnya "TERIMALAH SESAMAMU"

Ia bisa melihat orang-orang di sekitarnya, mereka yang ia suka dan cintai, serta mereka yang ia benci. Mereka yang mendukungnya, juga mereka yang melawannya.

Tetapi yang mengherankannya, ia tidak lagi bisa melihat ketidaksempurnaan mereka, kekurangan mereka. Apa yang sebelumnya membuat ia malu dan berusaha mengubahnya.

Ia bertemu sang Pertapa kembali, "Aku belajar" ujarnya "Bahwa dengan berdamai dengan diriku, aku tak punya sesuatupun untuk dipersalahkan pada orang lain, tak sesuatupun yg perlu ditakutkan dari merela. Aku belajar untuk menerima dan mencintai mereka, apa adanya.

"Itu adalah Pintu Kedua Kebijaksanaan" ujar sang Pertapa, "Sekarang pergilah ke Pintu Pertama"

Dan di belakang Pintu Pertama, ia melihat tulisan "TERIMALAH DUNIA"

"Sungguh aneh" ujarnya pada dirinya sendiri "Mengapa saya tidak melihatnya sebelumnya". Ia melihat sekitarnya dan mengenali dunia yang sebelumnya berusaha ia taklukan dan ia ubah.

Sekarang ia terpesona dengan betapa cerah dan indahnya dunia. Dengan kesempurnaannya.

Tetapi, ini adalah dunia yang sama, apakah memang dunia yang berubah atau cara pandangnya?

Kembali ia bertemu dengan sang Pertapa : "Apa yang engkau pelajari sekarang ?"

"Aku belajar bahwa dunia sebenarnya adalah cermin dari jiwaku. Bahwa Jiwaku tidak melihat dunia melainkan melihat dirinya sendiri di dalam dunia. Ketika jiwaku senang, maka dunia pun menjadi tempat yang menyenangkan. Ketika jiwaku muram, maka dunia pun kelihatannya muram.

Dunia sendiri tidaklah menyenangkan atau muram. Ia ADA, itu saja.

Bukanlah dunia yang membuatku terganggu, melainkan ide yang aku lihat mengenainya. Aku belajar untuk menerimanya tanpa menghakimi, menerima seutuhnya, tanpa syarat.

"Itu Pintu Ketiga Kebijaksanaan" ujar sang Pertapa. "Sekarang engkau berdamai dengan dirimu, sesamamu dan dunia" Sang pertapa pun menghilang.

Sang pangeran merasakan aliran yang menyejukkan dari kedamaian, ketentraman, yang berlimpah merasuki dirinya. Ia merasa hening dan damai.

sumber: Milis Cetivasi

Wednesday, July 14, 2010

THE POWER WITHIN YOU


Posted by Muk Kuang on 2007-10-19 [ print artikel ini | beritahu teman | dilihat 2523 kali ]

Pada sebuah festival kesenian seorang penjual balon melepaskan satu balon warna hijau ke udara, dan beberapa saat kemudian dia melepaskan satu buah balon lagi. Hal ini dilakukan semata-mata untuk menarik perhatian pengunjung festival.

Kemudian seorang anak berumur 6 tahun menghampiri penjual balon tersebut, dan bertanya "Kalau balon berwarna merah dilepaskan apakah bisa terbang ke udara juga ?"

Kemudian si penjual balon berkata "Yang membuat balon tersebut terbang ke udara bukan karena warnanya. Tidak peduli mau warna merah, hitam, biru, atau warna lainnya semuanya tetap bisa terbang. Karena yang membuatnya bisa terbang ke udara adalah gas yang terdapat dalam balon tersebut.

Cerita yang begitu luar biasa ini saya kutip dari buku international best seller karangan Shiv Kera berjudul You Can Win. Pada dasarnya balon dalam cerita tersebut sama seperti manusia. Manusia dapat berhasil mencapai puncak kesuksesan karena kekuatan yang dimiliki dari dalam dirinya sendiri.

P.O.W.E.R atau Kekuatan seperti apa yang mampu membuat seseorang lebih berhasil dari sebelumnya ?

P = Positive
Apapun yang Anda pikirkan, Anda katakan, Anda perbuat lakukanlah dengan positif. Berawal dari pikiran atau mind-set kita. Jika Anda mau menanam dan memelihara mind-set yang negatif, konsekuensinya apa yang dihasilkan dari pikirkan tersebut tidak akan positif.

O = Optimist
Melihat kondisi sulit, mendengar komentar negatif orang lain terhadap kita, mengalami kegagalan terus menerus umumnya membuat kita menjadi down dan pesimis. Manusiawi sekali memang, tapi mau sampai kapan jadi pesimis ?, Seumur hidup ? Saya lebih memilih bangkit dan coba lagi. Gagal dan mengalami penolakan sudah biasa, tapi yang luar biasa adalah keyakinan dalam diri setiap orang.

W = Willingness
Yakin saja tidak cukup, seseorang memang harus ada kemauan dan action untuk mewujudkannya. Kalau ditanya mau berhasil ?, pasti semua mau berhasil. Tapi kata orang bijak will is not enough, you have to do. Kalau memang sudah tidak ada kemauan berhasil, ini perkara sudah repot. Orang tersebut harus menolong dirinya sendiri

E = Enthusiasm
Manusia kalau tidak punya antusiasme sama seperti mobil kehabisan bensin. Sebagus dan semahal apapun mobilnya kalau tidak ada bensin percuma saja. Sama seperti kita kalau punya impian yang luar biasa, mind-set yang positif, tapi ketika mulai action tidak punya antusiasme maka semuanya sia-sia.

R = Refill
Batu baterai saja ada waktunya habis, apalagi dengan kekuatan dalam diri kita. Adalakalanya kita memasuki masa sulit, sehingga kekuatan dalam diri kita semakin melemah. Apa yang harus kita lakukan ? Isi ulang (refill) kekuatan Anda. Dengan apa ?
Isi dengan sesuatu yang mampu meningkatkan power Anda kembali. Baca buku, fokus pada achievement pada masa lalu, bangkitkan kembali potensi, masukkan informasi yang positif ke telinga Anda.

Jadi jangan khawatirkan latar belakang Anda, apapun pendidikan Anda baik itu lulusan lokal maupun lulusan impor, pesona fisik Anda cantik atau kurang cantik....karena bukan itu semua yang menentukan seberapa tingginya Anda akan mencapai kesuksesan tapi lebih kepada POWER yang ada dalam diri Anda.


Selamat mengembangkan Power Anda.

Tuesday, July 13, 2010

RAHASIA SI UNTUNG


Posted by Kalyana on 2007-12-26 [ print artikel ini | beritahu teman | dilihat 2338 kali ]

Anda pasti kenal tokoh si Untung di komik Donal Bebek. Berlawanan dengan Donal yang selalu sial. Si Untung ini dikisahkan untung terus. Ada saja keberuntungan yang selalu menghampiri tokoh bebek yang di Amerika bernama asli Gladstone ini.

Betapa enaknya hidup si Untung. Pemalas, tidak pernah bekerja, tapi selalu lebih untung dari Donal. Jika Untung dan Donal berjalan bersama, yang tiba-tiba menemukan sekeping uang dijalan, pastilah itu si Untung. Jika Anda juga ingin selalu beruntung seperti si Untung, dont worry, ternyata beruntung itu ada ilmunya.

Professor Richard Wiseman dari University of Hertfordshire Inggris, mencoba meneliti hal-hal yang membedakan orang2 beruntung dengan yang sial. Wiseman merekrut sekelompok orang yang merasa hidupnya selalu untung, dan sekelompok lain yang hidupnya selalu sial. Memang kesan nya seperti main-main, bagaimana mungkin keberuntungan bisa diteliti. Namun ternyata memang orang yang beruntung bertindak berbeda dengan mereka yang sial.

Misalnya, dalam salah satu penelitian the Luck Project ini, Wiseman memberikan tugas untuk menghitung berapa jumlah foto dalam koran yang dibagikan kepada dua kelompok tadi. Orang2 dari kelompok sial memerlukan waktu rata-rata 2 menit untuk menyelesaikan tugas ini. Sementara mereka dari kelompok si Untung hanya perlu beberapa detik saja! Lho kok bisa?

Ya, karena sebelumnya pada halaman ke dua Wiseman telah meletakkan tulisan yang tidak kecil berbunyi "berhenti menghitung sekarang! ada 43 gambar di koran ini". Kelompol sial melewatkan tulisan ini ketika asyik menghitung gambar. Bahkan, lebih iseng lagi, di tengah2 koran, Wiseman menaruh pesan lain yang bunyinya: "berhenti menghitung sekarang dan bilang ke peneliti Anda menemukan ini, dan menangkan $250!" Lagi-lagi kelompok sial melewatkan pesan tadi! Memang benar2 sial.

Singkatnya, dari penelitian yang diklaimnya "scientific" ini, Wiseman menemukan 4 faktor yang membedakan mereka yang beruntung dari yang sial:

1. Sikap terhadap peluang.
Orang beruntung ternyata memang lebih terbuka terhadap peluang. Mereka lebih peka terhadap adanya peluang, pandai menciptakan peluang, dan bertindak ketika peluang datang. Bagaimana hal ini dimungkinkan? Ternyata orang-orang yg beruntung memiliki sikap yang lebih rileks dan terbuka terhadap pengalaman-pengalam an baru. Mereka lebih terbuka terhadap interaksi dengan orang-orang yang baru dikenal, dan menciptakan jaringan-jaringan sosial baru. Orang yang sial lebih tegang sehingga tertutup terhadap kemungkinan- kemungkinan baru.
Sebagai contoh, ketika Barnett Helzberg seorang pemilik toko permata di New York hendak menjual toko permata nya, tanpa disengaja sewaktu berjalan di depan Plaza Hotel, dia mendengar seorang wanita memanggil pria di sebelahnya: "Mr. Buffet!" Hanya kejadian sekilas yang mungkin akan dilewatkan kebanyakan orang yang kurang beruntung. Tapi Helzber berpikir lain. Ia berpikir jika pria di sebelahnya ternyata adalah Warren Buffet, salah seorang investor terbesar di Amerika, maka dia berpeluang menawarkan jaringan toko permata nya. Maka Helzberg segera menyapa pria di sebelahnya, dan betul ternyata dia adalah Warren Buffet. Perkenalan pun terjadi dan Helzberg yang sebelumnya sama sekali tidak mengenal Warren Buffet, berhasil menawarkan bisnisnya secara langsung kepada Buffet, face to face. Setahun kemudian Buffet setuju membeli jaringan toko permata milik Helzberg. Betul-betul beruntung.

2. Menggunakan intuisi dalam membuat keputusan.
Orang yang beruntung ternyata lebih mengandalkan intuisi daripada logika. Keputusan-keputusan penting yang dilakukan oleh orang beruntung ternyata sebagian besar dilakukan atas dasar bisikan "hati nurani" (intuisi) daripada hasil otak-atik angka yang canggih. Angka-angka akan sangat membantu, tapi final decision umumnya dari "gut feeling". Yang barangkali sulit bagi orang yang sial adalah, bisikan hati nurani tadi akan sulit kita dengar jika otak kita pusing dengan penalaran yang tak berkesudahan.

Makanya orang beruntung umumnya memiliki metoda untuk mempertajam intuisi mereka, misalnya melalui meditasi yang teratur. Pada kondisi mental yang tenang, dan pikiran yang jernih, intuisi akan lebih mudah diakses. Dan makin sering digunakan, intuisi kita juga akan semakin tajam.

Banyak teman saya yang bertanya, "mendengarkan intuisi" itu bagaimana? Apakah tiba2 ada suara yang terdengar menyuruh kita melakukan sesuatu? Wah, kalau pengalaman saya tidak seperti itu. Malah kalau tiba2 mendengar suara yg tidak ketahuan sumbernya, bisa2 saya jatuh pingsan. Karena ini subtektif, mungkin saja ada orang yang beneran denger suara. Tapi kalau pengalaman saya, sesungguhnya intuisi itu sering muncul dalam berbagai bentuk, misalnya:

- Isyarat dari badan. Anda pasti sering mengalami. "Gue kok tiba2 deg-degan ya, mau dapet rejeki kali", semacam itu. Badan kita sesungguhnya sering memberi isyarat2 tertentu yang harus Anda maknakan. Misalnya Anda kok tiba2 meriang kalau mau dapet deal gede, ya diwaspadai saja kalau tiba2 meriang lagi.

- Isyarat dari perasaan. Tiba-tiba saja Anda merasakan sesuatu yang lain ketika sedang melihat atau melakukan sesuatu. Ini yang pernah saya alami. Contohnya, waktu saya masih kuliah, saya suka merasa tiba-tiba excited setiap kali melintasi kantor perusahaan tertentu. Beberapa tahun kemudian saya ternyata bekerja di kantor tersebut. Ini masih terjadi untuk beberapa hal lain.

- Isyarat dari luar. "Follow the omen" demikian kalau kata Paulo Coelho di buku the Alchemist. Baca "isyarat2" dari luar yang datang pada Anda. Saya juga beberapa kali mengalami. Misalnya pernah saja tiba2 di TV saya kok merasa sering melihat iklan suatu perusahaan tertentu, kemudian ketemu teman kok membicarakan perusahaan itu lagi, di jalan melihat iklan perusahaan tadi. Belakangan perusahaan tadi ternyata menjadi klien saya. Jadi kalau akhir2 ini Anda sering berpapasan dengan Mercedez S Class dua pintu, barangkali itu suatu pertanda.

3. Selalu berharap kebaikan akan datang.
Orang yang beruntung ternyata selalu ge-er terhadap kehidupan. Selalu berprasangka baik bahwa kebaikan akan datang kepadanya. Dengan sikap mental yang demikian, mereka lebih tahan terhadap ujian yang menimpa mereka, dan akan lebih positif dalam berinteraksi dengan orang lain. Coba saja Anda lakukan tes sendiri secara sederhana, tanya orang sukses yang Anda kenal, bagaimana prospek bisnis kedepan. Pasti mereka akan menceritakan optimisme dan harapan.

4. Mengubah hal yang buruk menjadi baik.
Orang-orang beruntung sangat pandai menghadapi situasi buruk dan merubahnya menjadi kebaikan. Bagi mereka setiap situasi selalu ada sisi baiknya. Dalam salah satu tes nya Prof Wiseman meminta peserta untuk membayangkan sedang pergi ke bank dan tiba-tiba bank tersebut diserbu kawanan perampok bersenjata. Dan peserta diminta mengutarakan reaksi mereka.

Reaksi orang dari kelompok sial umunya adalah: "wah sial bener ada di tengah2 perampokan begitu". Sementara reaksi orang beruntung, misalnya adalah: "untung saya ada disana, saya bisa menuliskan pengalaman saya untuk media dan dapet duit". Apapun situasinya orang yg beruntung pokoknya untung terus. Mereka dengan cepat mampu beradaptasi dengan situasi buruk dan merubahnya menjadi keberuntungan.

Sekolah Keberuntungan.

Bagi mereka yang kurang beruntung, Prof Wiseman bahkan membuka Luck School. Saya yakin Anda semua sudah beruntung dan tidak perlu bersekolah di Luck School. Tapi ada baiknya mengintip sedikit, latihan2 apa yang diberikan di Luck School.
Salah satu yang menonjol dari orang sial adalah betapa mereka sering mengabaikan hal-hal yang positif di sekitar mereka. Misalnya salah satu pasien Prof Wiseman, adalah seorang wanita single parent, yang sangat sial.

Ketika diminta menceritakan hidupnya akan segera nyerocos menceritakan setiap detil kesialannya. Betapa sulitnya memperoleh pasangan, sudah ketemu pria yang cocok tapi si pria jatuh dari motor, di lain kesempatan si pria jatuh dan patah hidungnya, sudah hampir menikah, gereja nya terbakar, dan sebagainya. Pokoknya benar2 sial. Padahal, dalam setiap interview, si wanita datang membawa 2 orang anak yang sangat lucu2 dan sehat. Sebagian besar dari kita akan merasa sangat beruntung memiliki 2 anak tadi. Tapi tidak bagi si wanita sial tadi.

Karena 2 anak lucu tadi tidak ada dalam pikiran si wanita, yang otaknya sudah penuh dengan "kesialan".
Latihan yang diberikan Wiseman untuk orang2 semacam itu adalah dengan membuat "Luck Diary", buku harian keberuntungan. Setiap hari, wanita tadi harus mencatat hal-hal positif atau keberuntungan yang terjadi.

Mereka dilarang keras menuliskan kesialan mereka. Awalnya mungkin sulit, tapi begitu mereka bisa menuliskan satu keberuntungan, besok-besoknya akan semakin mudah dan semakin banyak keberuntungan yg mereka tuliskan. Dan ketika mereka melihat beberapa hari kebelakang Lucky Diary mereka, semakin mereka akan sadari betapa mereka beruntung. Dan sesuai prinsip "law of attraction", semakin mereka memikirkan betapa mereka beruntung, maka semakin banyak lagi lucky events yang datang pada hidup mereka.

Jadi, sesederhana itu rahasia si Untung. Ternyata semua orang juga bisa beruntung. Termasuk Anda.

Siap mulai menjadi si Untung?
First Open your Mind and Enjoy your life.


Monday, July 12, 2010

CERITAKAN PADA DUNIA UNTUKKU


Posted by John Powell, S.j. on 2007-11-15 [ print artikel ini | beritahu teman | dilihat 2095 kali ]

Sekitar 14 tahun yang lalu, aku berdiri menyaksikan para mahasiswaku berbaris memasuki kelas untuk mengikuti kuliah pertama tentang teologi iman.

Pada hari itulah untuk pertama kalinya aku melihat Tommy. Dia sedang menyisir rambutnya yang terurai sampai sekitar 20 cm dibawah bahunya. Penilaian singkatku: dia seorang yang aneh ? sangat aneh.

Tommy ternyata menjadi tantanganku yang terberat. Dia terus-menerus mengajukan keberatan. Dia juga melecehkan tentang kemungkinan Tuhan mencintai secara tanpa
pamrih.

Ketika dia muncul untuk mengikuti ujian di akhir kuliah, dia bertanya dengan agak sinis, "Menurut Pastor apakah saya akan pernah menemukan Tuhan?"
Tidak," jawabku dengan sungguh-sungguh.

"Oh," sahutnya.

"Rasanya Anda memang tidak pernah mengajarkan bagaimana menemukan Tuhan."
Kubiarkan dia berjalan sampai lima langkah lagi dari pintu, lalu kupanggil.
"Saya rasa kamu tak akan pe rnah menemukan-Nya. Tapi, saya yakin Dialah yang akan menemukanmu. "

Tommy mengangkat bahu, lalu pergi.

Aku merasa agak kecewa karena dia tidak bisa menangkap maksud kata-kataku.
Kemudian kudengar Tommy sudah lulus, dan saya bersyukur.

Namun kemudian tiba berita yang menyedihkan: Tommy mengidap kanker yang sudah parah. Sebelum saya sempat mengunjunginya, dia yang lebih dulu menemui saya. Saat dia melangkah masuk ke kantor saya, tubuhnya sudah menyusut, dan rambutnya yang panjang sudah rontok karena pengobatan dengan kemoterapi.

Namun, matanya tetap bercahaya dan suaranya, untuk pertama kalinya, terdengar tegas. "Tommy ! Saya sering memikirkanmu. Katanya kamu sakit keras?" tanyaku langsung. "Oh ya, saya memang sakit keras. Saya menderita kanker. Waktu saya hanya tinggal beberapa minggu lagi."

"Kamu mau membicarakan itu?"

"Boleh saja. Apa yang ingin Pastor ketahui?"

"Bagaimana rasanya baru berumur 24 tahun, tapi kematian sudah menjelang?"
Jawabnya, "Ini lebih baik ketimbang jadi lelaki berumur 50 tahun namun mengira bahwa minum minuman keras, bermain perempuan, dan memburu harta adalah hal-hal yang 'utama' dalam hidup ini."

Lalu dia mengatakan mengapa dia menemuiku.
"Sesuatu yang Pastor pernah katakan pada saya pada hari terakhir kuliah Pastor. Saya bertanya waktu itu apakah saya akan pernah menemukan Tuhan, dan Pastor mengatakan tidak. Jawaban yang sungguh mengejutkan saya. Lalu, Pastor mengatakan bahwa Tuhanlah yang akan menemukan saya. Saya sering memikirkan kata-kata Bapak itu, meskipun pencarian Tuhan yang saya lakukan pada masa itu tidaklah sungguh-sungguh.
"Tetapi, ketika dokter mengeluarkan segumpal daging dari pangkal paha saya",
Tommy melanjutkan "dan mengatakan bahwa gumpalan itu ganas, saya pun mulai serius melacak Tuhan.
Dan ketika tumor ganas itu menyebar sampai ke organ-organ vital,saya benar-benar menggedor-gedor pintu surga.
Tapi tak terjadi apa pun.."

Lalu, saya terbangun di suatu hari, dan saya tidak lagi berusaha keras mencari-cari pesan itu. Saya menghentikan segala usaha itu. Saya memutuskan untuk tidak peduli sama sekali pada Tuhan, kehidupan setelah kematian, atau hal-hal sejenis itu."

"Saya memutuskan untuk melewatkan waktu yang tersisa melakukan hal-hal penting," lanjut Tommy. "Saya teringat tentang Pastor dan kata-kata Pastor yang lain: Kesedihan yang paling utama adalah menjalani hidup tanpa mencintai. Tapi hampir sama sedihnya, meninggalkan dunia ini tanpa mengatakan pada orang yang saya cintai bahwa kau mencintai mereka.

Jadi saya memulai dengan orang yang tersulit : ayah saya.
Ayah Tommy waktu itu sedang membaca koran saat anaknya menghampirinya.
"Pa, aku ingin bicara." "Bicara saja." "Pa, ini penting sekali."
Korannya turun perlahan 8 cm. " Ada apa?" "Pa, aku cinta Papa. Aku hanya ingin Papa tahu itu." Tommy tersenyum padaku saat mengenang saat itu.
"Korannya jatuh ke lantai. Lalu ayah saya melakukan dua hal yang seingatku belum pernah dilakukannya. Ia menangis dan memelukku.
Dan kami mengobrol semalaman, meskipun dia harus bekerja besok paginya."

"Dengan ibu saya dan adik saya lebih mudah," sambung Tommy. "Mereka menangis bersama saya, dan kami berpelukan, dan berbagi hal yang kami rahasiakan bertahun-tahun. Saya hanya menyesalkan mengapa saya harus menunggu sekian lama. Saya berada dalam bayang-bayang kematian, dan saya baru memulai terbuka pada semua orang yang sebenarnya dekat dengan saya.

"Lalu suatu hari saya berbalik dan Tuhan ada di situ. Ia tidak datang saat saya memohon pada-Nya. Rupanya Dia bertindak menurut kehendak-Nya dan pada waktu-Nya. Yang penting adalah Pastor benar. Dia menemukan saya bahkan setelah saya berhenti mencari-Nya. "

"Tommy," aku tersedak,

"Menurut saya, kata-katamu lebih universal daripada yang kamu sadari. Kamu menunjukkan bahwa cara terpasti untuk menemukan Tuhan adalah bukan dengan membuatnya menjadi milik pribadi atau penghiburan instan saat membutuhkan, melainkan dengan membuka diri pada cinta kasih."

"Tommy," saya menambahkan, "boleh saya minta tolong? Maukah kamu datang ke kuliah teologi iman dan mengatakan kepada para mahasiswa saya apa yang baru kamu ceritakan?"

Meskipun kami menjadwalkannya, ia tak berhasil hadir hari itu. Tentu saja, karena ia harus berpulang. Ia melangkah jauh dari iman ke visi. Ia menemukan kehidupan yang jauh lebih indah daripada yang pernah dilihat mata kemanusiaan atau yang pernah dibayangkan.

Sebelum ia meninggal, kami mengobrol terakhir kali.
Saya tak akan mampu hadir di kuliah Bapak," katanya.
"Saya tahu, Tommy."
"Maukah Bapak menceritakannya untuk saya?
Maukah Bapak menceritakannya pada dunia untuk saya?"
"Ya, Tommy. Saya akan melakukannya. "

(Sebarkan e-mail ini untuk membantu Pater John menyebarkan cerita Tommy pada dunia).

Wednesday, July 7, 2010

BELANJA DI "TOKO KEBAHAGIAAN"


Posted by Dselindo on 2006-10-31 [ print artikel ini | beritahu teman | dilihat 2322 kali ]

Seorang muda yang selalu resah dan gelisah menemui seorang bijak dan bertanya, ''Berapa lamakah waktu yang saya butuhkan untuk memperoleh kebahagiaan?'' Orang bijak itu memandang si anak muda kemudian menjawab, ''Kira-kira sepuluh tahun.''

Mendengar hal itu anak muda tadi terkejut, ''Begitu lama,?'' tanyanya tak percaya. ''Tidak,'' kata si orang bijak, ''Saya keliru. Engkau membutuhkan 20 tahun.'' Anak muda itu bertambah bingung. ''Mengapa Guru lipatkan dua,?'' tanyanya keheranan. Orang bijak kemudian berkata, ''Coba pikirkan, dalam hal ini mungkin engkau membutuhkan 30 tahun.''

Apa yang terlintas dalam pikiran Anda ketika membaca cerita di atas? Tahukah Anda mengapa semakin banyak orang muda itu bertanya, semakin lama pula waktu yang diperlukannya untuk mencapai kebahagiaan?

Lantas, bagaimana cara kita mendapatkan kebahagiaan? Sebagaimana yang telah banyak disampaikan, kebahagiaan hanya akan dicapai kalau kita mau melakukan pencarian ke dalam. Namun, itu semua tidak dapat Anda peroleh dengan cuma-cuma. Anda harus mau membayar harganya.

Agar lebih mudah kita gunakan analogi sebuah toko. Nama toko itu adalah ''Toko Kebahagiaan.''
Di sana tidak ada barang yang bernama ''kebahagiaan'' karena ''kebahagiaan'' itu sendiri tidak dijual. Namun, toko ini menjual semua barang yang merupakan unsur-unsur pembangun kebahagiaan, antara lain: kesabaran, keikhlasan, rasa syukur, kasih sayang, kejujuran, kepasrahan, dan rela memaafkan.
Inilah ''barang-barang'' yang Anda perlukan untuk mencapai kebahagiaan.

Tetapi, berbeda dari toko biasa, toko ini tidak menjual produk jadi. Yang dijual di sini adalah benih. Jadi, kalau Anda tertarik untuk membeli ''kesabaran'' Anda hanya akan mendapatkan ''benih kesabaran.'' Karena itu, segera setelah Anda pulang ke rumah Anda harus berusaha keras untuk menumbuhkan benih tersebut sampai ia menghasilkan buah kesabaran.

Setiap benih yang Anda beli di toko tersebut mengandung sejumlah persoalan yang harus Anda pecahkan. Hanya bila Anda mampu memecahkan persoalan tersebut, Anda akan menuai buahnya. Benih yang dijual di toko itu juga bermacam-macam tingkatannya. ''kesabaran tingkat 1,''misalnya, berarti menghadapi kemacetan lalu lintas, atau pengemudi bus yang ugal-ugalan. ''Kesabaran tingkat 2'' berarti menghadapi atasan yang sewenang-wenang, atau kawan yang suka memfitnah. ''Kesabaran tingkat 3'', misalnya, adalah menghadapi anak Anda yang terkena autisme.

Menu yang lain misalnya ''bersyukur.''
''Bersyukur tingkat 1'' adalah bersyukur di kala senang, sementara ''bersyukur tingkat 2'' adalah bersyukur di kala susah.

''Kejujuran tingkat 1,'' misalnya, kejujuran dalam kondisi biasa, sementara ''kejujuran tingkat 2'' adalah kejujuran dalam kondisi terancam.

Inilah sebagian produk yang dapat dibeli di ''Toko Kebahagiaan''.

Setiap produk yang dijual di toko tersebut berbeda-beda harganya sesuai dengan kualitas karakter yang ditimbulkannya. Yang termahal ternyata adalah ''kesabaran'' karena kesabaran ini merupakan bahan baku dari segala macam produk yang dijual di sana.

Seorang filsuf Thomas Paine pernah mengatakan, ''Apa yang kita peroleh dengan terlalu mudah pasti kurang kita hargai. Hanya harga yang mahallah yang memberi nilai kepada segalanya. Tuhan tahu bagaimana memasang harga yang tepat pada barang-barangnya.''

Dengan cara pandang seperti ini kita akan menghadapi masalah secara berbeda. Kita akan bersahabat dengan masalah. Kita pun akan menyambut setiap masalah yang ada dengan penuh kegembiraan karena dalam setiap masalah senantiasa terkandung ''obat dan vitamin'' yang sangat kita butuhkan.

Dengan demikian Anda akan ''berterima kasih'' kepada orang-orang yang telah menyusahkan Anda karena mereka memang ''diutus'' untuk membantu Anda. Pengemudi yang ugal-ugalan, tetangga yang jahat, atasan yang sewenang-wenang adalah peluang untuk membentuk kesabaran. Penghasilan yang pas-pasan adalah peluang untuk menumbuhkan rasa syukur. Suasana yang ribut dan gaduh adalah peluang untuk menumbuhkan konsentrasi. Orang-orang yang tak tahu berterima kasih adalah peluang untuk menumbuhkan perasaan kasih tanpa syarat. Orang-orang yang menyakiti Anda adalah peluang untuk menumbuhkan kualitas rela memaafkan.

Sebagai penutup marilah kita renungkan ungkapan berikut ini: ''Aku memohon kekuatan, dan Tuhan memberiku kesulitan-kesulitan untuk membuatku kuat. Aku memohon kebijaksanaan, dan Tuhan memberiku masalah untuk diselesaikan. Aku memohon kemakmuran, dan Tuhan memberiku tubuh dan otak untuk bekerja. Aku memohon keberanian, dan Tuhan memberiku berbagai bahaya untuk aku atasi. Aku memohon cinta, dan Tuhan memberiku orang-orang yang bermasalah untuk aku tolong. Aku mohon berkah dan Tuhan memberiku berbagai kesempatan. Aku tidak memperoleh apapun yang aku inginkan, tetapi aku mendapatkan apapun yang aku butuhkan.''


Sumber: Motivasi Net